"Segala sesuatu mempunyai jantung (hati), sedang jantung Al-Qur’an adalah surah Yasin, dan siapa saja yang membaca surah Yasin Allah swt. mencatat bacaannya seperti bacaan Al-Qur’an sepuluh kali"
(Ad-Darimiy, At-Turmudzi dan Anas ra. dan Kanzul-Umal, Juz 112624)
"Siapa membaca surah Yasin setiap malam ia diampuni"
(Al-Baihaqy dalam Syi’abil Iman dan Abu Hurairah ra. dan Kanzul-Umai, Juz 1/2625)
"Siapa membaca surah Yasin di waktu malam, maka di waktu shubuh ia menjadi orang yang mendapatkan ampunan"
(Abu Nu’aim dalam Al-Chilyab dan lbnu Ma’ud ra. dan Kanzul-Umal, Jua 112626)
"Siapa saja membaca surah Yasin untuk mencari ridha Allah swt., maka Allah swt. mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu, maka bacalah itu oleh kalian di sisi orang-orang mati kalian"
(Al-Baihaqy dalam Syi’abil Iman dan Mu’qil bin Yasar ra. dan Kanzul Umal, Juz 112629)
"Tiada seorang akan mati, lalu dibacakan surah Yasin di sisinya, kecuali AIIah swt. memudahkan kematiannya"
(Abu Nu’aim dan Abu Danda’ dan Abu Dzar ra. dan Kanzul-Umal, Juz XV/42 186)
Dengan memperhatikan beberapa hadits-hadits di atas, maka kita dapat mengambil beberapa pelajaran tentang keutamaan surah Yasin di antaranya sebagai berikut :
Surat Yasin Sebagai jantung Al-Qur’an
Surah Yasin mampu menggerakkan seluruh ayat Al-Qur’an menjadi hidup menyala memancarkan cahayanya yang amat terang bagi ruhani manusia ibarat generator yang mampu menggerakkan kawat-kawat listrik untuk menerangi ruangan yang gelap.
Inti surah Yasin adalah, wujud Yang Mulia Rasulullah Muhammad saw. yang telah menerangi hati umat dengan cahaya Al-Qur’an dan di akhir zaman bayangan beliau akan bangkit kembali dalam wujud Imam Mahdi as., karena itu kebenaran dan keindahan Islam di akhir zaman akan tampak cemerlang kembali setelah tertutup khurafat dan bid’ah selama 13 abad.
Apabila orang membaca surah Yasin setiap malam dgn bimbingan Imam Mahdi as.
Atau Khalifah penggantinya di akhir zaman ini dia akan mengerti dan menyadari kedudukannya sebagai hamba Allah swt. dan senantiasa bertobat, sehingga ia menjadi hamba yang terampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan terlindungi dari dosa di masa depannya.
Salah satu bukti yang telah diberikan Umat Islam dari generasi ke generasi.
Adalah jika ada orang sakit keras menuju kematiannya jika di sisinya dibacakan surah Yasin Allah SWT akan memudahkan proses kematiannya.
Dianjurkan membaca surah Yasin pada malam Jum’at
Mengandung makna agar manusia senantiasa ingat tentang kesuksesan dan kebahagian orang yang ruhaninya sempurna dan amat celaka dan menderitanya orang yang durhaka kepada Allah swt. dan rasul-Nya.
Di samping itu agar ia senantiasa siap menyambut kebangkitan Imam Mahdi as. sebagai imam Umat Islam di akhir zaman untuk menyelamatkan mereka dari berbagai azab, bencana dan berbagal fitnah, khususnya fitnah Al-Masihid-Dajjal.
Surah Yasin dan hari Jum’at mempunyai kaitan yang sangat erat
Sehingga Rasulullah SAW mengajarkan secara istimewa kepada Hadhrat Ali bin Abi Thalib ra. agar di malam Jum’at bangun sepértiga malam untuk shalat dan membaca surah Yasin.
sumber klik disini
blog_nya filusi
Kamis, 10 November 2016
KEUTAMAAN SURAT YASIN
Untuk mengetahui beberapa keutamaan surat yasin, marilah kita simak beberapa hadits Rasulullah SAW berikut ini :
KANDUNGAN SURAH AN-NUR
Kandungan surat An nuur
Surat An Nuur terdiri atas 64 ayat, dan termasuk golongan surat-surat Madaniyah. Dinamai An Nuur yang berarti Cahaya, diambil dari kata An Nuur yang terdapat pada ayat ke 35. Dalam ayat ini, Allah s.w.t. menjelaskan tentang Nuur Ilahi, yakni Al Quran yang mengandung petunjuk-petunjuk. Petunjuk-petunjuk Allah itu, merupakan cahaya yang terang benderang menerangi alam semesta. Surat ini sebagian besar isinya memuat petunjuk- petunjuk Allah yang berhubungan dengan soal kemasyarakatan dan rumah tangga.
Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan:
Kesaksian lidah dan anggota-anggota atas segala perbuatan manusia pada hari kiamat; hanya Allah yang menguasai langit dan bumi; kewajiban rasul, hanyalah menyampaikan agama Allah; iman merupakan dasar daripada diterimanya amal ibadah.
2. Hukum-hukum:
Hukum-hukum sekitar masalah Zina, li’an dan adab-adab pergaulan di luar dan di dalam rumah tangga.
3. Kisah-kisah:
Cerita tentang berita bohong terhadap Ummul Mu’minin ‘Aisyah r.a. (Qishshatul Ifki).
4. Dan lain-lain:
Semua jenis hewan diciptakan Allah dari air; janji Allah kepada kaum muslimin yang beramal saleh.
sumber klik disini
KANDUNGAN SURAH AL-FATIHAH
sumber klik disini
POKOK-POKOK KANDUNGAN AL-QUR’AN
(TAFSIR KANDUNGAN SURAT AL-FATIHAH)
Dari sebanyak 114 surat dalam Al-Qur’a, surat al-Fatihah termasuk surat yang paling popular, dikenal mulai dari kalangan anak-anak sampai dewasa, dari kalangan kaum dlu’afa sampai kalangan kaum yang bertahta. Belum ada suatu penelitian yang menjelaskan mengapa surat al-Fatihah itu begitu amat populer dan dikenal luas oleh masyarakat, pada hal surat yang pertama kali diturunkan bukan surat al-Fatihah, melainkan surat Al-Alaq. Namun analisis berikut ini akan mencoba menjelaskan sebab-sebab surat al-Fatihah itu demikian populer. Paling kurnag ada empat sebab surat al-Fatihah menjadi demikian populer.
Pertama, karena surat al-Fatihah berada pada urutan pertama dalam susunan al-Qur’an. Dengan demikian, bagi setiap orang yang membuka dan membaca al-Qur’an sungguhpun tidak sampai tamat, mesti terlebih dahulu membaca surat Al-Fatihah. Kesan pertama yang dilihat oleh seseirang yang membuka dan membaca al-Qur’an tersebut, sudah pasti memberikan kesan tersendiri. Psikologi manusia mengatakan bahwa kesan pertama biasanya lebih kuat dibandingkan dengan kesan yang datang kemudian. Mengenai sebab-sebab mengapa susunan al-Qur’an tidak dengan surat yang pertama kali diturunkan, yaitu surat al’Alaq, H.M. Quraish Shihab menjelaskan dengan menganalogikan dengan susuan pakaian yang diletakkan dalam almari. Susunan dan letak pakaian dalam almari ternyata tidak didasarkan pada pakaian yang pertama kali dibeli, karena boleh jadi pakaian yang pertama kali dibeli diletakkan pada bagian bawah almari dengan pertimbangan karena kurang serasi. Demikian pula dengan surat-surat dalam al-Qur’an, sungguhpun surat al-‘Alaq diturukan pada urutan pertama, namun diletakkan pada urutan ke-69. Susuan surat-surat al-Qur’an di dalam al-Qur’an dilakukan kelihatannya didasarkannya pada kandungan yang terdapat pada surat tersebut. Hasil penelitian para ahli memperlihatkan bahwa kandungan surat Al-Fatihah ternyata berisi pokok-pokok kandungan surat lainnya terlebih dahulu harus mempelajari surat al-Fatihah. Selain itu terdapat pula informasi yang diberikan para ahli yang menyatakan bahwa susunan surat-surat dalam al-Qur’an itu berdasarkan ketetapan Rasulullah (tauqifi). Sebagai orang yang diberi mandat untuk menjelaskan kadungan al-Qur’an, Rasulullah SAW diyakini lebih tahu bagaimana seharusnya susunan al-Qur’an itu dilakukan. Dalam kaitan ini kiranya tidak relevan lagi untuk memperdebatkan tentang susunan surat-surat dalam al-Qur’an tersebut, karena sungguhnya susunan al-Qur’an tersebut, karena sungguhnya susunan al-Qur’an dimulai dengan surat Al-Fatihah, namun bagi orang yang membacanya dapat memulai dari surat apa saja yang ia diminati.
Kedua, karena surat Al-Fatihah termasuk bacaan wajib dalam shalat. Jika seseorang mengerjakan shalat lima waktu sebanyak tujuh belas rakaat, dan setiap rakaat diwajibkan membaca surat al-Fatihah, maka berarti ia telah membaca 17 kali surat al-Fatihah. Bacaan ini demikian ia lakukan, sehingga selalu teringat dan dihafalnya.
Ketiga, karena surat al-Fatihah mengandung pokok-pokok ajaran al-Qur’an. Berbagai ajaran yang terdapat surat selanjutnya yang ada dalam al-Qur’an sudah disinggung secara singkat di dalam surat al-Fatihah. Atas dasar ini, maka dengan membaca surat al-Fatihah, maka akan membantu seseorang dalam memahami ajaran yang terdapat dalam surta-surat berikutnya itu. Inilah berangkali yang mengilhami para pendiri Negara Republik Indonisia (the father of the founding of this country), yang menyusun permbukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang didalamnya sudah memuat gagasan dan pemikiran yang terdapat dalam batang tubuh dan pasal-pasal yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar tersebut.
Keempat, karena surat al-Fatihah seringkali digunakan sebagai do’a yang dipanjatkan untuk seseorang yang telah meninggal dunia atau dalam keadaan terkena musibah. Hal ini tidak mengherankan, karena didalam surat al-Fatihah terdapat kalimat yang menunjukkan do’a, seperti kalimat yang berbunyi: ihdina al-shirat al-mustaqiem, tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus. (QS. Al-Fatihah, 1:6). Penggunaan surat al-Fatihah untuk berdoa berangkali didasarkan pada hadis nabi yang banyak menjelaskan fadhilah surat atau lafadz-lafadz yang terdapat dalam surat al-fatihah, misalnya hadis nabi yang berbunyi:
Artinya: “Surat yang paling agung di dalam al-Qur’an adalah Alhamdulillah rabb al-‘alamin”. (H.R. Bukhari).
Artinya:”Tidaklah seorang hamba membaca bismillahirrahmanirrahim melainkan hancurlah syaithan sebagai hancurnya timah di atas api”. (H.R. al-Suyuti).
Berdasarkan pada uraian di atas, kajian berikut ini akan menfokuskan pada kandungan surat al-Fatihah, dengan terlebih dahulu mengemukakan pengertian surat al-Fatihah, latar belakang dan sebab-sebab diturunkannya, dan permasalahan di sekitar kedudukan lafadz basmallah dalam surat al-Fatihah
resep kue bronis kukus
Bahan - Bahan Brownies kukus
Berikut ini bahan baku yang digunakan untuk membuat brownies kukus enak seperti amanda:
- 225 Gr Gula pasir
- 6 Butir Telur
- 175 ml minya sayur
- 1/2 sendok teh tbm atau sp (pengembang kue)
- 130 Gram tepung terigu yang sudah diayak (hanya bagian lembutnya saja), aduk dengan coklat bubuk
- 55 Gram coklat bubuk untuk diaduk rata dengan tepung terigu
- 100 Gram Dark cooking coklat, leleh dan campurkan dengan minyak
- 80 ml susu kental manis
- garam secukupnya
- vanili secukupnya
Cara Membuat Brownies Kukus
Berikut ini cara membuat brownies kukus setelah bagian tersedia:
- Mixer telur dan gula hingga mengembang
- Setelah cukup mengembang, tambahkan campuran tepung terigu dan coklat bubuk.
- Tunggu beberapa saat, masukan campuran minyak dan dark chocolate. Sisihkan 1/3 dari adonan, tambahkan sebagian tersebut dengan susu kental manis, lalu aduk hingga rata.
- Bagi 2 adonan yang belum dikasih susu, kukus selama 10 menit
- Kemudian tambahkan diatasnya adonan dengan susu, kukus selama 10 menit
- Terakhir tambahkan sisa adonan yang tanpa susu selama 20 menit
Kamis, 20 Oktober 2016
KANDUNGAN SURAH ALKAUTSAR
SURAH ALKAUTSAR
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605].
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus[1606]
Surat Al Kautsar terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah diturunkan sesudah surat Al 'Aadiyaat. Dinamai Al Kautsar (nikmat yang banyak) diambil dari perkataan Al Kautsar yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Surat ini sebagai penghibur hati Nabi Muhammad s.a.w.
Pokok-pokok isinya:
Allah telah melimpahkan nikmat yang banyak karena itu bersembahyang dan berkorbanlah; Nabi Muhammad s.a.w. akan mempunyai pengikut yang yang banyak sampai hari kiamat dan akan mempunyai nama yang baik di dunia dan di akhirat, tidak sebagai yang dituduhkan pembenci-pembencinya.
Surat ini menganjurkan agar orang selalu beribadah kepada Allah dan berkorban sebagai tanda bersyukur atas nikmat yang telah dilimpahkan-Nya.
HUBUNGAN SURAT AL KAUTSAR DENGAN SURAT AL KAAFIRUUN
Dalam surat Al Kautsar Allah memerintahkan agar memperhambakan diri kepada Allah, sedang dalam surat Al Kaafiruun perintah tersebut ditandaskan lagi.Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri nikmat Allah. Maksudnya terputus di sini ialah terputus dari rahmat Allah.
sumber klik disini
KANDUNGAN SURAH ALBAQARAH
A. Surah Al-Baqarah [2] Ayat 30 tentang Manusia sebagai Khalifah
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ”Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, ”Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana. Sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, ”Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 30)
Ayat ini menjadi kisah pembuka keberadaan dan eksistensi manusia di muka bumi ini. Di hadapan para malaikat, Allah Swt. menyampaikan iradah-Nya bahwa Dia akan mengangkat seorang khalifah pengganti Allah dalam memakmurkan bumi. Tidak seperti biasa para malaikat yang selalu berkata sami’na- wa at.a’na- terkejut mendengarnya pernyataan iradah Allah Swt. itu. ”Apakah Engkau akan menjadikan seorang yang merusak bumi dan menumpahkan darah sebagai khalifah di bumi?” Inilah reaksi para malaikat. Mereka mempertanyakan kebijakan Allah Swt. tersebut. Allah pun menjawabnya dengan bijak, ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Selanjutnya, Allah Swt. mengungkapkan rahasia kemampuan manusia kepada para malaikat. Allah menyuruh Adam, manusia pertama, untuk menyebutkan nama-nama beberapa benda yang ada di sekitarnya. Dengan kemampuan dan pengetahuan yang dikaruniakan Allah Swt. kepada manusia, malaikat pun tunduk pada kehendak Allah Swt.
Dalam ayat di atas dengan sangat jelas bahwa Allah Swt. menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Khalifah memiliki dua makna, yaitu menggantikan dan menguasai. Makna menggantikan dapat kita lihat pada ayat 30 Surah al-Baqarah ini. Manusia ditunjuk Allah Swt. sebagai pengganti Allah Swt. dalam mengolah bumi sekaligus memakmurkannya. Manusia diberi tugas dan tanggung jawab untuk menggali potensi-potensi yang terdapat di bumi ini, mengolahnya, dan menggunakannya dengan baik sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah SWT.
Makna khalifah yang kedua adalah menguasai atau menjadi penguasa. Makna ini dapat kita temukan dalam kata khalifah yang terdapat dalam Surah S.ad [38] ayat 26 yang artinya: ”(Allah Swt. berfirman) Wahai Daud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah.” Pada ayat ini disebutkan bahwa Allah Swt. menjadikan Nabi Daud a.s. sebagai khalifah di bumi dengan arti menjadi penguasa di kalangan Bani Israel. Saat di antara kaum Bani Israel terdapat perselisihan, Nabi Daud selaku penguasa diperintahkan untuk memberikan keputusan dengan adil. Selaku penguasa, seorang khalifah dituntut untuk senantiasa berbuat adil kepada masyarakatnya. Ketidakadilan yang dilakukan oleh penguasa akan memberikan akibat buruk bagi korbannya dan masyarakat secara umum.
Terlepas dari kedua makna khalifah, manusia menempati kedudukan istimewa di muka bumi ini. Bukan berarti manusia diistimewakan kemudian boleh berbuat semaunya, melainkan sebaliknya. Kedudukan istimewa manusia menuntut kearifan dan tanggung jawab besar terhadap alam dan masyarakatnya. Amanah ini merupakan tugas bagi semua manusia. Dengan demikian, setiap manusia harus melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Melakukan tindakan yang dapat merusak alam menyebabkan manusia lalai terhadap tugas yang diembannya.
suber klik disini
MENCINTAI SESAMA MUSLIM
Tanda mencintai sesama mukmin nampak pada hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berikut ini, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)
Mencintai bisa jadi berkaitan dengan urusan diin (agama), bisa jadi berkaitan dengan urusan dunia. Rinciannya sebagai berikut.
1- Sangat suka jika dirinya mendapatkan kenikmatan dalam hal agama, maka wajib baginya mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya mendapatkan hal itu. Jika kecintaan seperti itu tidak ada, maka imannya berarti dinafikan sebagaimana disebutkan dalam hadits.
Jika seseorang suka melakukan perkara wajib ataukah sunnah, maka ia suka saudaranya pun bisa melakukan semisal itu. Begitu pula dalam hal meninggalkan yang haram. Jika ia suka dirinya meninggalkan yang haram, maka ia suka pada suadaranya demikian. Jika ia tidak menyukai saudaranya seperti itu, maka ternafikan kesempurnaan iman yang wajib.
Termasuk dalam hal pertama ini adalah suka saudaranya mendapatkan hidayah, memahami akidah, dijauhkan dari kebid’ahan, seperti itu dihukumi wajib karena ia suka jika ia sendiri mendapatkannya.
2- Sangat suka jika dirinya memperoleh dunia, maka ia suka saudaranya mendapatkan hal itu pula. Namun untuk kecintaan kedua ini dihukumi sunnah. Misalnya, suka jika saudaranya diberi keluasan rezeki sebagaimana ia pun suka dirinya demikian, maka dihukumi sunnah. Begitu juga suka saudaranya mendapatkan harta, kedudukan, dan kenikmatan dunia lainnya, hal seperti ini dihukumi sunnah.
Kesimpulannya, mencintai orang mukmin sebagaimana ia mencintai untuk dirinya sendiri jika berkaitan dengan hal dunia, dihukumi sunnah. Sedangkan jika berkaitan dengan hal agama, dihukumi wajib mencintai saudaranya semisal yang kita peroleh.
Semoga Allah memberikan kita taufik untuk mencintai saudara kita yang beriman sebagaimana kita suka mendapatkan hal yang sama.
sumber klik disini
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)
Mencintai bisa jadi berkaitan dengan urusan diin (agama), bisa jadi berkaitan dengan urusan dunia. Rinciannya sebagai berikut.
1- Sangat suka jika dirinya mendapatkan kenikmatan dalam hal agama, maka wajib baginya mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya mendapatkan hal itu. Jika kecintaan seperti itu tidak ada, maka imannya berarti dinafikan sebagaimana disebutkan dalam hadits.
Jika seseorang suka melakukan perkara wajib ataukah sunnah, maka ia suka saudaranya pun bisa melakukan semisal itu. Begitu pula dalam hal meninggalkan yang haram. Jika ia suka dirinya meninggalkan yang haram, maka ia suka pada suadaranya demikian. Jika ia tidak menyukai saudaranya seperti itu, maka ternafikan kesempurnaan iman yang wajib.
Termasuk dalam hal pertama ini adalah suka saudaranya mendapatkan hidayah, memahami akidah, dijauhkan dari kebid’ahan, seperti itu dihukumi wajib karena ia suka jika ia sendiri mendapatkannya.
2- Sangat suka jika dirinya memperoleh dunia, maka ia suka saudaranya mendapatkan hal itu pula. Namun untuk kecintaan kedua ini dihukumi sunnah. Misalnya, suka jika saudaranya diberi keluasan rezeki sebagaimana ia pun suka dirinya demikian, maka dihukumi sunnah. Begitu juga suka saudaranya mendapatkan harta, kedudukan, dan kenikmatan dunia lainnya, hal seperti ini dihukumi sunnah.
Kesimpulannya, mencintai orang mukmin sebagaimana ia mencintai untuk dirinya sendiri jika berkaitan dengan hal dunia, dihukumi sunnah. Sedangkan jika berkaitan dengan hal agama, dihukumi wajib mencintai saudaranya semisal yang kita peroleh.
Semoga Allah memberikan kita taufik untuk mencintai saudara kita yang beriman sebagaimana kita suka mendapatkan hal yang sama.
sumber klik disini
Langganan:
Postingan (Atom)